Baru-baru ini, rencana pemerintah Indonesia untuk mendirikan family office semakin santer terdengar. Rencana ini disampaikan oleh Luhut Binsar Panjaitan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia.
Konsep family office ini sudah familiar di kalangan miliarder Eropa atau Amerika Serikat. Tapi sekarang, semakin banyak keluarga kaya di Asia Tenggara mulai tertarik mendirikan struktur semacam ini. Mereka ingin bukan hanya menjaga kekayaan, tapi juga mengelolanya dengan profesional lintas generasi.
Artikel ini akan membantumu mengenal family office dalam konteks Indonesia dan Asia — apa itu, bagaimana sistem kerjanya, layanan yang diberikan, siapa saja yang sudah menjalankannya, apa risiko bisnisnya, dan seberapa menguntungkan untuk dijalankan.
Apa Itu Family Office?
Untuk mengenal family office, kamu perlu tahu bahwa pada dasarnya ini adalah lembaga khusus yang didirikan untuk mengelola kekayaan keluarga besar secara menyeluruh — mulai dari investasi, pajak, perencanaan waris, hingga kegiatan sosial.
Biasanya, family office muncul ketika aset keluarga sudah mencapai skala besar — misalnya di atas USD 50–100 juta (sekitar Rp800 miliar–Rp1,5 triliun). Pada level ini, kebutuhan pengelolaan kekayaan tidak bisa lagi dilakukan secara manual oleh anggota keluarga atau asisten pribadi.
Ada dua jenis utama:
- Single Family Office (SFO) – hanya melayani satu keluarga. Cocok untuk keluarga konglomerat besar seperti Djarum Group, Sinar Mas, atau Salim Group bila mereka ingin memisahkan pengelolaan aset pribadi dari bisnis grupnya.
- Multi Family Office (MFO) – melayani beberapa keluarga kaya sekaligus, dengan berbagi biaya operasional. Di Asia, model ini makin populer karena efisien dan fleksibel.
Secara sederhana, mengenal family office berarti memahami bagaimana keluarga besar bertransformasi menjadi entitas yang dikelola profesional, bukan lagi mengandalkan naluri bisnis semata.
Sistem Bisnis di Family Office
Sistem bisnis family office di Indonesia dan Asia biasanya mengambil pola gabungan antara pengelolaan investasi dan pengelolaan keluarga.
Kamu bisa membayangkan family office seperti “miniatur perusahaan investasi pribadi”, tapi dengan tujuan bukan mencari investor publik, melainkan melindungi dan menumbuhkan kekayaan keluarga.
Beberapa karakteristik sistem bisnisnya antara lain:
- Struktur organisasi profesional. Di dalamnya ada CEO, CFO, Chief Investment Officer, dan konsultan hukum.
- Aset yang dikelola beragam. Mulai dari saham, properti, perusahaan keluarga, sampai aset alternatif seperti startup dan kripto.
- Fokus jangka panjang. Family office tidak mencari keuntungan instan. Mereka menekankan stabilitas dan kesinambungan lintas generasi.
- Fleksibilitas tinggi. Karena bersifat privat, keputusan investasi bisa lebih cepat tanpa harus melewati birokrasi korporasi besar.
Menariknya, beberapa family office di Asia mulai memadukan business legacy (warisan bisnis) dengan impact investing — yaitu investasi yang juga membawa manfaat sosial dan lingkungan. Ini menjadi ciri khas modern dari family office generasi baru.
Layanan yang Diberikan Family Office
Bagian penting dari mengenal family office adalah memahami ragam layanannya. Di Indonesia, family office yang berkembang biasanya menyediakan empat kategori besar:
1. Manajemen Investasi
Mereka membantu keluarga menentukan strategi investasi, menilai peluang pasar, dan melakukan diversifikasi portofolio — mulai dari saham BEI hingga aset global. Banyak family office juga berinvestasi langsung di startup lokal sebagai cara mendukung inovasi.
2. Perencanaan Pajak dan Legal
Pajak adalah isu rumit bagi keluarga konglomerat, terutama yang memiliki aset lintas negara. Family office membantu menyusun struktur kepemilikan yang efisien secara pajak dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi Indonesia, seperti OJK, BI, dan DJP.
3. Perencanaan Waris dan Tata Kelola Keluarga
Masalah paling sensitif dalam keluarga besar biasanya soal pewarisan. Family office berperan menyusun family constitution — dokumen yang mengatur nilai, tanggung jawab, dan pembagian kepemilikan agar tidak terjadi konflik antar generasi.
Baca Juga: Mengenal Sosok Purbaya Menteri Keuangan
4. Filantropi dan Manajemen Gaya Hidup
Di Asia, banyak keluarga kaya ingin meninggalkan warisan sosial. Family office membantu membentuk yayasan, mengatur donasi, dan memilih program CSR yang sesuai dengan nilai keluarga.
Selain itu, ada juga layanan gaya hidup seperti pengaturan perjalanan, pendidikan anak, hingga asuransi keluarga. Semuanya dilakukan agar keluarga fokus pada hal strategis tanpa dibebani detail administratif.
Contoh Family Office di Asia dan Indonesia
Untuk memahami lebih konkret, mari mengenal family office melalui contoh nyata:
- Temasek Holdings (Singapura) – meski milik negara, banyak prinsipnya serupa dengan family office: pengelolaan aset terintegrasi, tata kelola kuat, dan investasi lintas industri.
- Raffles Family Office (Hong Kong, Singapura) – salah satu multi-family office terbesar di Asia, mengelola aset lebih dari USD 10 miliar untuk berbagai keluarga kaya di Asia.
- DBS Multi-Family Office (Singapura) – didukung oleh bank DBS, melayani keluarga dengan aset minimal USD 50 juta, fokus pada investasi lintas generasi.
- Salim Group Family Office (Indonesia, tidak resmi dipublikasikan) – banyak analis meyakini keluarga Salim, Hartono, dan Widjaja sudah mengoperasikan struktur internal semacam family office untuk mengelola kekayaan pribadi di luar perusahaan publik.
Di Indonesia, family office mulai berkembang sejak 2018 seiring munculnya generasi kedua dan ketiga keluarga konglomerat. Mereka ingin struktur keuangan yang lebih transparan dan efisien secara hukum.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Produktivitas Harian Agar Waktu Gak Terbuang Sia-Sia
Risiko dalam Bisnis Family Office
Walaupun terlihat stabil dan mewah, menjalankan family office bukan tanpa risiko. Saat mengenal family office, kamu akan menemukan beberapa tantangan besar berikut:
- Konflik antar generasi. Visi generasi pendiri sering berbeda dengan generasi penerus, terutama dalam gaya investasi dan prioritas nilai.
- Biaya operasional tinggi. Untuk menjalankan family office profesional, dibutuhkan staf ahli, penasihat hukum, dan teknologi keamanan data.
- Risiko keamanan siber. Aset digital dan data pribadi keluarga bisa menjadi target peretasan.
- Fluktuasi pasar. Investasi global membawa risiko nilai tukar dan gejolak ekonomi internasional.
- Kepatuhan hukum. Bila aset tersebar di banyak negara, kepatuhan pajak dan legal menjadi tantangan besar.
Karena itu, banyak keluarga di Indonesia memilih model hybrid: sebagian layanan dijalankan sendiri, sebagian lainnya di-outsourcing ke konsultan eksternal.
Seberapa Menguntungkan Bisnis Family Office?
Apakah bisnis family office menguntungkan? Jawabannya: bisa sangat menguntungkan, tapi dalam cara yang berbeda dari bisnis biasa.
Bagi keluarga kaya, manfaatnya bukan hanya keuntungan finansial, tapi juga kontrol, efisiensi, dan ketenangan pikiran. Family office memungkinkan keluarga:
- Menghemat pajak dengan struktur yang efisien.
- Menghindari kesalahan investasi besar.
- Menjamin kelangsungan bisnis lintas generasi.
- Menumbuhkan aset secara berkelanjutan.
Sementara bagi penyedia jasa (seperti konsultan atau MFO), profit datang dari biaya layanan, manajemen aset, dan imbal hasil kinerja investasi.
Di Singapura, banyak multi-family office menghasilkan margin keuntungan 15–25 % per tahun dari biaya manajemen dan investasi. Negara itu kini menjadi “surga” bagi family office di Asia dengan lebih dari 1.600 entitas family office aktif pada 2025, naik tiga kali lipat dari 2020.
Indonesia punya potensi besar menyusul tren ini. Dengan meningkatnya jumlah individu beraset lebih dari USD 30 juta (ultra-high net worth individuals/UHNWIs), kebutuhan family office akan tumbuh pesat dalam dekade ini.
Baca Juga: Belajar Kepemimpinan Ignasius Jonan, Dari Masa Kecil hingga Transformasi di KAI
Masa Depan Family Office di Indonesia
Jika kamu ingin benar-benar mengenal family office, penting untuk melihat arah masa depannya. Tren yang akan muncul antara lain:
- Digitalisasi dan AI. Family office masa depan akan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk analisis portofolio dan manajemen risiko.
- Sustainability Investing. Banyak keluarga muda ingin investasi mereka sejalan dengan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance).
- Ekspansi Regional. Beberapa pengusaha Indonesia mulai membentuk family office di Singapura untuk kemudahan pajak dan keamanan hukum, lalu memperluas kembali ke Indonesia.
- Kolaborasi antar keluarga. Model co-investment akan meningkat, di mana beberapa family office bekerja sama membiayai startup atau proyek besar.
Maka, bukan mustahil jika dalam 5–10 tahun ke depan Indonesia akan memiliki ekosistem family office yang matang — lengkap dengan regulasi, asosiasi profesional, dan lembaga pelatihan khusus.
***
Dengan memahami artikel ini, kamu sudah semakin mengenal family office — bukan hanya dari konsep globalnya, tapi juga dari bagaimana peluang itu berkembang di Indonesia dan Asia.
Family office adalah tentang mewariskan bukan hanya kekayaan, tapi juga kebijaksanaan finansial antar generasi. Ia menjadi jembatan antara bisnis, keluarga, dan nilai-nilai yang ingin dipertahankan.
Referensi:
- Foto Thumbnail: Freepik.com
- Investopedia. (2024). Family Office Definition. https://www.investopedia.com/terms/f/family-offices.asp
- Deloitte. (2024). Reimagining the Family Office Operating Model.
- J.P. Morgan Private Bank. (2024). The Why, Who, What, and How of Starting a Family Office.
- AndSimple. (2024). Guide to Family Offices in Asia.
- Raffles Family Office. (2025). Annual Overview and Market Insight.
- Reuters. (2025). DBS-backed Family Office Platform Hits $780 Million Assets.
- Marsh McLennan. (2024). Four Critical Strategic Risks Faced by Family Offices.