Kamu sering merasa ragu dengan kemampuan diri sendiri? Atau justru sering kali membandingkan diri dengan orang lain hingga akhirnya muncul rasa minder? Jika iya, itu artinya kamu sedang berhadapan dengan isu yang berkaitan dengan self esteem atau harga diri. Dalam psikologi, self esteem adalah evaluasi subjektif seseorang terhadap dirinya sendiri—apakah ia merasa berharga, mampu, dan layak untuk dicintai.
Memiliki self esteem yang sehat bukanlah hal sepele. Penelitian yang dilakukan oleh Orth & Robins (2014) menunjukkan bahwa self esteem yang stabil berhubungan dengan kebahagiaan, kesehatan mental, serta kualitas hubungan sosial yang lebih baik. Oleh karena itu, memahami cara meningkatkan self esteem menjadi penting agar kita bisa menjalani hidup dengan lebih percaya diri dan seimbang.
Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu self esteem, mengapa penting untuk dijaga, serta berbagai strategi ilmiah dan praktis tentang cara meningkatkan self esteem yang bisa langsung kamu terapkan.
Mengapa Self Esteem Itu Penting?
Sebelum membahas cara meningkatkan self esteem, mari kita pahami dulu dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.
- Kesehatan Mental
Orang dengan self esteem yang rendah lebih rentan terhadap stres, kecemasan, dan depresi (Sowislo & Orth, 2013). Sebaliknya, mereka yang memiliki self esteem tinggi cenderung lebih resilien menghadapi tekanan hidup. - Hubungan Sosial
Self esteem juga memengaruhi kualitas interaksi sosial. Jika kamu memiliki keyakinan positif terhadap diri sendiri, maka kamu lebih mudah menjalin hubungan yang sehat, karena tidak terus-menerus merasa inferior atau bergantung pada validasi orang lain. - Prestasi dan Motivasi
Penelitian menunjukkan bahwa self esteem berhubungan dengan motivasi berprestasi. Individu dengan self esteem tinggi lebih berani mencoba hal baru, menetapkan tujuan, dan berusaha mencapainya (Baumeister et al., 2003).
Dengan kata lain, self esteem adalah fondasi penting yang membentuk cara kita memandang diri sendiri sekaligus cara kita merespons dunia luar. Itulah sebabnya memahami cara meningkatkan self esteem bukan sekadar teori, tetapi kebutuhan nyata dalam hidup sehari-hari.
Faktor yang Membentuk Self Esteem
Sebelum masuk ke strategi cara meningkatkan self esteem, kita juga perlu tahu dari mana self esteem berasal. Beberapa faktor utamanya adalah:
- Pengalaman masa kecil: Dukungan, apresiasi, atau kritik dari orang tua dan lingkungan awal akan memengaruhi cara kita menilai diri.
- Lingkungan sosial: Teman, pasangan, dan rekan kerja dapat memperkuat atau melemahkan persepsi diri kita.
- Perbandingan sosial: Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain, terutama di era media sosial, sangat berpengaruh terhadap self esteem.
- Pencapaian pribadi: Keberhasilan maupun kegagalan yang dialami bisa meningkatkan atau menurunkan rasa percaya diri.
Karena faktor-faktor tersebut, self esteem bukanlah sesuatu yang statis. Ia bisa berubah, dan kabar baiknya adalah ada banyak cara meningkatkan self esteem yang bisa kamu lakukan secara bertahap.
Baca Juga: Apa itu Mencintai Diri Sendiri: Pondasi Hidup yang Bahagia dan Bermakna
Cara Meningkatkan Self Esteem dengan Pendekatan Psikologis
Untuk meningkatkan self esteem, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, yaitu:
1. Kenali dan Terima Diri Apa Adanya
Langkah pertama dalam cara meningkatkan self esteem adalah dengan mengenali dan menerima diri sendiri secara utuh—baik kekuatan maupun kelemahan. Psikologi humanistik yang dikembangkan oleh Carl Rogers menekankan pentingnya unconditional positive regard, yakni menerima diri tanpa syarat.
Praktik sederhana: tuliskan tiga kekuatan dan tiga kelemahanmu di jurnal. Lalu, coba lihat kelemahan itu sebagai ruang belajar, bukan sebagai bukti bahwa kamu gagal.
2. Hentikan Perbandingan Sosial yang Tidak Sehat
Salah satu penyebab rendahnya self esteem adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Penelitian dari Vogel et al. (2014) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memperburuk self esteem karena kita cenderung melihat versi terbaik orang lain.
Untuk itu, salah satu cara meningkatkan self esteem adalah dengan membatasi konsumsi konten yang memicu perasaan minder. Fokuslah pada perkembangan dirimu sendiri, bukan pada standar orang lain.
3. Bangun Inner Dialogue yang Positif
Apa yang kamu katakan pada diri sendiri jauh lebih berpengaruh daripada komentar orang lain. Menurut teori cognitive behavioral therapy (CBT), pikiran negatif otomatis bisa menurunkan self esteem.
Sebagai contoh, daripada berkata, “Aku selalu gagal,” ubahlah menjadi, “Aku mungkin gagal kali ini, tapi aku sedang belajar.” Membiasakan diri berbicara positif adalah cara meningkatkan self esteem yang ampuh dan terbukti efektif dalam terapi psikologi (Beck, 2011).
4. Tetapkan Tujuan Realistis dan Rayakan Progres
Self esteem tumbuh ketika kita merasa mampu mencapai sesuatu. Namun, jika tujuan terlalu tinggi dan sulit dicapai, justru bisa membuat kita frustrasi.
Oleh karena itu, strategi penting dalam cara meningkatkan self esteem adalah menetapkan tujuan kecil, realistis, dan terukur. Misalnya, jika ingin rutin berolahraga, jangan langsung menargetkan 5 kali seminggu. Mulailah dengan 2 kali, lalu tingkatkan perlahan. Setiap keberhasilan kecil yang dirayakan akan memperkuat rasa percaya diri.
5. Rawat Tubuh dan Kesehatan
Kesehatan fisik dan mental saling terkait erat. Olahraga, tidur cukup, dan pola makan seimbang terbukti dapat meningkatkan mood dan rasa percaya diri (Craft & Perna, 2004).
Mengurus diri bukanlah bentuk kesombongan, melainkan salah satu cara meningkatkan self esteem karena tubuh yang sehat membantu kita merasa lebih berenergi dan siap menghadapi tantangan hidup.
Baca Juga: 8 Cara Mengembangkan Bakat dan Minat, Menemukan Kepuasan dan Kesuksesan Hidup
6. Bangun Lingkungan Sosial yang Mendukung
Orang-orang di sekitarmu punya peran besar dalam membentuk self esteem. Penelitian dari Harris & Orth (2020) menunjukkan bahwa hubungan sosial yang suportif dapat meningkatkan self esteem sepanjang hidup.
Maka, salah satu cara meningkatkan self esteem adalah dengan memilih lingkungan yang sehat: teman yang mendorongmu berkembang, bukan yang hanya mengkritik tanpa solusi.
7. Belajar Menerima Kegagalan
Kegagalan sering kali dianggap musuh self esteem, padahal ia bisa menjadi batu loncatan. Dalam psikologi, konsep growth mindset dari Carol Dweck (2006) menekankan bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
Jadi, alih-alih menghindari kegagalan, gunakan pengalaman itu untuk tumbuh. Ini adalah salah satu cara meningkatkan self esteem yang paling realistis, karena dunia nyata tidak pernah lepas dari kegagalan.
8. Lakukan Praktik Self-Compassion
Menurut penelitian Kristin Neff (2003), self-compassion atau welas asih terhadap diri sendiri membantu individu menghadapi kesulitan tanpa terlalu keras menghakimi diri.
Alih-alih menyalahkan diri saat salah, katakan pada diri sendiri, “Aku manusia, wajar jika bisa salah. Aku akan mencoba lagi dengan cara yang lebih baik.” Praktik ini adalah cara meningkatkan self esteem yang efektif karena menumbuhkan sikap penuh kasih pada diri sendiri.
Baca Juga: Fixed Mindset vs Growth Mindset, Cara Pandang yang Menentukan Arah Hidupmu
Dari Minder ke Percaya Diri
Ada seorang karyawan bernama Rani. Selama bertahun-tahun, ia merasa minder karena sering dibandingkan dengan rekan kerja yang lebih cepat dipromosikan. Self esteem-nya menurun, ia mulai ragu apakah dirinya cukup kompeten.
Setelah mengikuti konseling, Rani belajar beberapa strategi cara meningkatkan self esteem: ia mulai menulis jurnal apresiasi diri, membatasi waktu bermain media sosial, dan menetapkan target kecil seperti menyelesaikan laporan tepat waktu. Perlahan, Rani merasakan perubahan—ia lebih percaya diri, lebih berani mengajukan ide di rapat, dan bahkan dipercaya menangani proyek baru.
Kisah Rani menunjukkan bahwa meningkatkan self esteem bukanlah proses instan, tetapi bisa dicapai dengan langkah-langkah konsisten.
Self Esteem, Pondasi Penting dalam Kehidupan
Self esteem adalah fondasi penting dalam kehidupan—ia memengaruhi kesehatan mental, hubungan sosial, hingga prestasi kita. Kabar baiknya, ada banyak cara meningkatkan self esteem yang bisa dipraktikkan, mulai dari menerima diri, mengurangi perbandingan sosial, membangun pikiran positif, hingga merawat kesehatan fisik.
Ingatlah, perjalanan membangun self esteem tidak selalu mulus. Akan ada naik turun, tetapi dengan strategi yang tepat dan dukungan lingkungan yang baik, kamu bisa perlahan menumbuhkan rasa percaya diri yang sehat.
Jadi, Sahabat, jangan menunggu orang lain untuk menghargaimu. Mulailah dari dirimu sendiri, karena langkah pertama dalam memahami dunia adalah dengan terlebih dahulu menghargai dirimu apa adanya.
Referensi
- Baumeister, R. F., Campbell, J. D., Krueger, J. I., & Vohs, K. D. (2003). Does high self-esteem cause better performance, interpersonal success, happiness, or healthier lifestyles? Psychological Science in the Public Interest, 4(1), 1–44.
- Beck, J. S. (2011). Cognitive behavior therapy: Basics and beyond. Guilford press.
- Craft, L. L., & Perna, F. M. (2004). The benefits of exercise for the clinically depressed. Primary care companion to the Journal of clinical psychiatry, 6(3), 104–111.
- Dweck, C. (2006). Mindset: The new psychology of success. Random House Digital, Inc.
- Harris, M. A., & Orth, U. (2020). The link between self-esteem and social relationships: A meta-analysis of longitudinal studies. Journal of Personality and Social Psychology, 119(6), 1459–1477.
- Neff, K. D. (2003). Self-compassion: An alternative conceptualization of a healthy attitude toward oneself. Self and Identity, 2(2), 85–101.
- Orth, U., & Robins, R. W. (2014). The development of self-esteem. Current Directions in Psychological Science, 23(5), 381–387.
- Sowislo, J. F., & Orth, U. (2013). Does low self-esteem predict depression and anxiety? A meta-analysis of longitudinal studies. Psychological Bulletin, 139(1), 213–240.
- Vogel, E. A., Rose, J. P., Roberts, L. R., & Eckles, K. (2014). Social comparison, social media, and self-esteem. Psychology of Popular Media Culture, 3(4), 206.
- Foto Thumbnail: Freepik.com