Setiap orang pasti pernah memiliki keinginan untuk berubah menjadi versi dirinya yang lebih baik. Baik itu dalam hal kepribadian, karier, hubungan sosial, maupun kesejahteraan batin. Namun, perjalanan menjadi lebih baik bukanlah proses instan. Ia adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesadaran diri, ketekunan, serta keberanian untuk terus belajar dari kegagalan.
Dalam dunia psikologi modern, upaya untuk “menjadi lebih baik” sering dikaitkan dengan konsep self-improvement, self-awareness, dan growth mindset. Ketiganya menjadi fondasi penting agar seseorang bisa berkembang tanpa kehilangan arah atau nilai dirinya. Mari kita bahas langkah-langkah mendasar untuk mencapainya.
1. Mengenal Diri Sendiri Secara Jujur
Langkah pertama cara menjadi lebih baik adalah mengenal diri sendiri secara jujur. Banyak orang berusaha memperbaiki hidupnya tanpa benar-benar memahami siapa dirinya. Padahal, kesadaran diri (self-awareness) adalah fondasi utama dalam pengembangan pribadi.
Menurut Daniel Goleman (1995), dalam bukunya Emotional Intelligence, kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali emosi, kekuatan, kelemahan, dan nilai-nilai pribadi. Orang yang sadar diri tidak takut menghadapi kekurangan, karena mereka tahu setiap kelemahan bisa menjadi peluang untuk bertumbuh.
Kamu bisa mulai dengan introspeksi sederhana:
- Apa yang membuatmu bersemangat?
- Hal apa yang sering membuatmu kecewa atau marah?
- Bagaimana kamu bereaksi terhadap kegagalan?
Menulis jurnal reflektif setiap hari dapat membantu memperjelas pola pikiran dan perilakumu. Dengan begitu, kamu dapat memahami area mana yang perlu diperbaiki tanpa harus menghakimi diri sendiri.
2. Ubah Pola Pikir dari Tetap ke Berkembang
Carol Dweck (2006), seorang psikolog dari Stanford University, memperkenalkan konsep growth mindset — keyakinan bahwa kemampuan manusia dapat ditingkatkan melalui usaha, pembelajaran, dan pengalaman.
Sebaliknya, orang dengan fixed mindset percaya bahwa kecerdasan atau bakat bersifat tetap dan tidak bisa diubah.
Untuk menjadi pribadi yang lebih baik, kamu perlu melatih pola pikir berkembang ini. Misalnya:
- Alih-alih berkata, “Aku tidak bisa”, ubahlah menjadi, “Aku belum bisa, tapi aku akan belajar.”
- Alih-alih menghindari kritik, cobalah menerimanya sebagai bahan refleksi.
Orang yang memiliki growth mindset cenderung lebih tangguh dalam menghadapi kegagalan. Mereka tidak menyerah ketika menghadapi tantangan, melainkan melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar.
3. Keluar dari Zona Nyaman
Zona nyaman memang terasa aman, tetapi terlalu lama di sana bisa membuat kita berhenti berkembang. Setiap kali kamu menantang diri untuk melakukan hal baru — berbicara di depan umum, belajar keterampilan baru, atau mengambil tanggung jawab yang lebih besar — kamu sedang memperluas kapasitas diri.
Penelitian oleh Csikszentmihalyi (1990) tentang flow menunjukkan bahwa manusia merasakan kepuasan tertinggi ketika melakukan hal yang menantang namun tetap sesuai dengan kemampuan mereka. Tantangan itu membangun rasa percaya diri dan kompetensi.
Mulailah dengan langkah kecil, seperti:
- Mencoba rutinitas baru setiap minggu.
- Mengikuti pelatihan singkat untuk meningkatkan keterampilan.
- Membiasakan diri menghadapi situasi yang membuatmu sedikit gugup.
Perubahan kecil yang konsisten sering kali menghasilkan dampak besar dalam jangka panjang.
Baca Juga: 9 Hal yang Perlu Dilakukan Agar Punya Mindset Positif
4. Bangun Kebiasaan Kecil yang Positif
James Clear (2018) dalam bukunya Atomic Habits menjelaskan bahwa perubahan besar berawal dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten.
Alih-alih berfokus pada hasil besar, fokuslah pada proses. Misalnya, jika kamu ingin menjadi orang yang lebih disiplin, mulailah dari hal sederhana seperti menata tempat tidur setiap pagi. Jika ingin lebih produktif, biasakan merencanakan hari sebelum tidur.
Kebiasaan positif bekerja seperti otot — semakin sering dilatih, semakin kuat pula dampaknya terhadap karakter dan pola pikirmu.
5. Kelola Pikiran Negatif dengan Mindfulness
Sering kali, hambatan terbesar untuk menjadi lebih baik datang dari dalam pikiran sendiri. Pikiran negatif seperti “Aku gagal” atau “Aku tidak cukup baik” bisa menghalangi proses pertumbuhan.
Salah satu cara efektif untuk mengelolanya adalah dengan mindfulness — kemampuan untuk hadir sepenuhnya pada saat ini tanpa menghakimi.
Penelitian oleh Kabat-Zinn (2003) menunjukkan bahwa latihan mindfulness secara teratur dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan menurunkan stres. Kamu bisa memulainya dengan:
- Latihan pernapasan selama 5 menit setiap pagi.
- Menyadari pikiran tanpa langsung bereaksi terhadapnya.
- Melatih rasa syukur atas hal-hal kecil setiap hari.
Mindfulness membantu kita menyadari bahwa emosi dan pikiran hanyalah sementara, bukan identitas diri yang harus dipercaya sepenuhnya.
6. Membangun Lingkungan yang Mendukung
Lingkungan memiliki peran besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Bila kamu dikelilingi oleh orang-orang yang positif, bersemangat, dan visioner, maka kamu pun akan terdorong untuk tumbuh. Sebaliknya, lingkungan yang toxic dapat memperlambat bahkan menghentikan perkembanganmu.
Carilah teman, mentor, atau komunitas yang menginspirasi dan menantangmu untuk berkembang. Psikolog sosial seperti Albert Bandura (1977) melalui teori social learning menjelaskan bahwa manusia belajar banyak hal melalui observasi dan interaksi sosial. Bagaimana cara menjadi lebih baik salah satunya bisa dilakukan dengan belajar dari orang yang memiliki nilai dan tujuan hidup yang baik.
7. Pelihara Rasa Syukur dan Self-Compassion
Menjadi lebih baik tidak berarti harus keras pada diri sendiri. Terkadang, kita perlu berhenti sejenak untuk mengapresiasi sejauh mana kita telah melangkah.
Kristin Neff (2011) menegaskan pentingnya self-compassion — sikap penuh kebaikan terhadap diri sendiri saat menghadapi kesulitan. Orang yang memiliki kasih terhadap dirinya sendiri lebih tahan terhadap stres dan cenderung memiliki kesejahteraan emosional yang lebih baik.
Rasa syukur pun memainkan peran besar. Penelitian oleh Emmons & McCullough (2003) menunjukkan bahwa menulis daftar hal-hal yang disyukuri dapat meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi gejala depresi.
8. Tetapkan Tujuan Hidup yang Bermakna
Agar perjalanan menjadi lebih baik terasa terarah, penting untuk memiliki tujuan hidup yang bermakna. Tujuan tidak harus besar, yang penting selaras dengan nilai-nilai pribadimu.
Locke & Latham (2002) menjelaskan bahwa tujuan yang spesifik, realistis, dan menantang mampu meningkatkan motivasi dan kinerja seseorang. Cobalah menulis visi hidupmu dan langkah kecil untuk mencapainya dalam beberapa tahun ke depan.
Dengan tujuan yang jelas, setiap tindakanmu akan memiliki makna. Kamu tidak lagi bergerak tanpa arah, melainkan berjalan dengan kesadaran penuh terhadap arah pertumbuhanmu.
9. Terus Belajar Sepanjang Hayat
Albert Einstein pernah berkata, “Once you stop learning, you start dying.” Belajar bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang kehidupan.
Pelajari hal-hal baru, baik lewat buku, kursus daring, atau pengalaman sehari-hari. Belajar membuat otak tetap aktif, membuka perspektif baru, dan memperluas potensi diri.
Jadikan proses belajar sebagai bagian dari gaya hidup. Dengan begitu, menjadi lebih baik bukan lagi beban, melainkan perjalanan yang menyenangkan.
10. Bangun Kekuatan Spiritual
Cara menjadi lebih baik yang terakhir adalah membangun kekuatan spiritual dari dalam diri. Ini bisa kamu lakukan dengan membangun kedekatan dengan Sang Pencipta. Ketika kamu dekat dengan Sang Pencipta, kamu dekat sumber cahaya dan kebaikan.
Selama masih mengandalkan orang lain dan berbuat baik untuk mengharapkan balasan dari orang lain, maka kamu masih mengejar hal yang semu. Tapi, lakukan proses menjadi lebih baik untuk diri kita sendiri sebagai hamba Tuhan.
Mendekatkan diri ke Tuhan bisa dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan menambah pemahaman spiritual dan agama, beribadah, menghindari hal-hal yang dilarang agama, dan berdoa.
Menjadi Lebih Baik Itu Proses, Bukan Perlombaan
Bagaimana cara menjadi lebih baik tidak berarti menjadi orang sempurna. Tidak ada manusia yang bebas dari kesalahan. Namun, setiap langkah kecil yang kamu ambil untuk memperbaiki diri adalah bentuk keberanian dan cinta terhadap kehidupan.
Seperti kata psikolog Carl Rogers (1961), “The good life is a process, not a state of being. It is a direction, not a destination.”
Setiap hari adalah kesempatan baru untuk menjadi versi terbaik dari dirimu — bukan untuk dibandingkan dengan orang lain, melainkan untuk menghargai proses pertumbuhanmu sendiri.
Foto Thumbnail: Freepik.com
Daftar Referensi
- Bandura, A. (1977). Social learning theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
- Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The psychology of optimal experience. Harper & Row.
- Dweck, C. S. (2006). Mindset: The new psychology of success. New York: Random House.
- Emmons, R. A., & McCullough, M. E. (2003). Counting blessings versus burdens: An experimental investigation of gratitude and subjective well-being. Journal of Personality and Social Psychology, 84(2), 377–389.
- Goleman, D. (1995). Emotional intelligence. New York: Bantam Books.
- Kabat-Zinn, J. (2003). Mindfulness-based interventions in context: Past, present, and future. Clinical Psychology: Science and Practice, 10(2), 144–156.
- Locke, E. A., & Latham, G. P. (2002). Building a practically useful theory of goal setting and task motivation: A 35-year odyssey. American Psychologist, 57(9), 705–717.
- Neff, K. D. (2011). Self-compassion, self-esteem, and well-being. Social and Personality Psychology Compass, 5(1), 1–12.
- Rogers, C. (1961). On becoming a person: A therapist’s view of psychotherapy. Boston: Houghton Mifflin.
- Clear, J. (2018). Atomic habits: An easy & proven way to build good habits & break bad ones. New York: Avery.