
cara mengatur keuangan rumah tangga
Cara mengatur keuangan rumah tangga adalah keterampilan yang tidak bisa diabaikan. Tanpa rencana yang jelas, pemasukan bulanan bisa habis begitu saja sebelum akhir bulan, bahkan meninggalkan utang. Padahal, pengelolaan keuangan yang baik akan membantu kamu memenuhi kebutuhan, mempersiapkan masa depan, dan menghindari stres finansial.
Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK 2022, literasi keuangan masyarakat Indonesia berada di angka 49,68%, yang berarti hampir setengah penduduk belum memiliki pengetahuan keuangan yang memadai. Inilah mengapa mempelajari cara mengatur keuangan rumah tangga menjadi langkah penting bagi setiap keluarga.
Nah, untuk memudahkan kamu memahami gimana cara mengatur keuangan rumah tangga, mari kita gunakan ilustrasi Ibu Budi, seorang ibu rumah tangga yang mengelola gaji suaminya sebesar Rp5 juta per bulan.
1. Tetapkan Tujuan Keuangan Rumah Tangga
Langkah pertama dalam cara mengatur keuangan rumah tangga adalah memiliki tujuan yang jelas. Tujuan keuangan itu tak harus rumit, dalam kasus Ibu Budi tujuan keuangan yang ia rencanakan adalah sebagai berikut:
- Jangka pendek: menabung Rp500 ribu per bulan untuk membeli mesin cuci baru dalam setahun.
- Jangka menengah: menyiapkan dana pendidikan TK untuk anak yang akan masuk 2 tahun lagi.
- Jangka panjang: memiliki tabungan rumah minimal Rp50 juta dalam 5 tahun.
Dengan tujuan yang jelas, Ibu Budi lebih mudah memutuskan alokasi pengeluaran dan menghindari pemborosan.
2. Bikin Anggaran Pengeluaran Bulanan
Setelah tujuan jelas, tahap berikutnya adalah membuat anggaran bulanan. Anggaran adalah peta jalan finansial yang akan menuntun kamu agar tidak berbelanja melebihi pemasukan.
Untuk menentukan anggaran, kamu bisa menggunakan metode 50-30-20 dimana 50% dibelanjakan untuk kebutuhan pokok, 30% keinginan, dan 20% tabungan & investasi. Sebagai contoh, simulasi anggaran Ibu Budi dengan metode 50-30-20 sebagai berikut:
- 50% kebutuhan pokok = Rp2,5 juta (makan, listrik, air, transportasi, cicilan motor)
- 30% keinginan = Rp1,5 juta (jajan anak, hiburan keluarga, arisan)
- 20% tabungan & investasi = Rp1 juta (tabungan rumah, dana pendidikan)
Metode ini membantu Ibu Budi menerapkan cara mengatur keuangan rumah tangga dengan disiplin.
3. Catat Pemasukan dan Pengeluaran
Banyak keluarga yang kebocoran keuangannya berasal dari pengeluaran kecil tapi sering. Misalnya, kopi Rp15 ribu setiap hari bisa jadi Rp450 ribu sebulan.
Ibu Budi mencatat setiap pengeluaran di buku tulis kecil. Contohnya, ketika membeli jajanan pasar Rp20 ribu, ia langsung menulisnya. Seiring waktu, Ibu Budi sadar pengeluaran jajan anak di luar rumah mencapai Rp300 ribu per bulan, dan ini bisa dialihkan untuk tabungan dan kebutuhan lain.
Dengan mencatat, kamu akan lebih berkesadaran membelanjakan uang dan tahu untuk apa saja uang tersebut dihabiskan.
Sebagai ilustrasi, setelah mencatat pengeluarannya Ibu Budi menemukan fakta mengejutkan berikut:
- Biaya makan di luar mencapai Rp500 ribu, padahal anggarannya hanya Rp300 ribu.
- Ada langganan TV kabel Rp150 ribu yang jarang ditonton karena keluarga lebih sering menonton YouTube.
Hasil rekap ini membuat Ibu Budi memangkas langganan TV kabel dan mengurangi makan di luar, sehingga ada tambahan Rp350 ribu per bulan untuk tabungan.
4. Lakukan Evaluasi Anggaran Setiap Bulan
Evaluasi adalah tahap pengendalian dalam cara mengatur keuangan rumah tangga. Ini menjadi bagian penting untuk menilai apakah rencana keuangan keluarga sudah sesuai dengan rencana atau belum.
Setiap akhir bulan, Ibu Budi duduk bersama suaminya untuk membandingkan rencana anggaran dengan pengeluaran aktual. Bulan pertama, target tabungan hanya tercapai 80% karena ada biaya perbaikan motor. Bulan berikutnya, mereka menambah porsi dana darurat agar siap jika terjadi hal tak terduga.
Ingat, keadaan keuangan bisa berubah—misalnya karena kenaikan biaya hidup atau perubahan pendapatan. Jadi, evaluasi anggaran setiap bulan:
- Apakah masih sesuai rencana?
- Apakah ada pos yang bisa dipangkas?
- Apakah tujuan keuangan tercapai?
Evaluasi rutin membantu cara mengatur keuangan rumah tangga tetap relevan dan efektif.

5. Prioritaskan Dana Darurat
Dana darurat adalah penyelamat ketika kondisi tidak berjalan sesuai rencana, misalnya jika terjadi krisis ekonomi, pemutusan hubungan kerja, dan situasi darurat lainnya. Dana darurat bisa digunakan untuk mengatasi situasi tersebut.
Sebagai ilustrasi, Ibu Budi menyiapkan dana darurat sebesar Rp15 juta (setara 3 bulan pengeluaran). Ia menyisihkan Rp500 ribu per bulan dari pos tabungan, sehingga dalam waktu 2,5 tahun target ini bisa tercapai.
7. Pisahkan Rekening Berdasarkan Tujuan
Jika ingin tertib administrasi keuangan, kamu perlu membuat dua rekening tabungan. Rekening utama yang digunakan untuk kebutuhan harian dan rekening kedua yang digunakan untuk tabungan dana rumah, pendidikan, dan darurat. Dengan memisahkan rekening ini, kamu tidak mudah tergoda menggunakan uang tabungan.
8. Siapkan Anggaran Pendidikan Anak
Salah satu pengeluaran penting dan cukup besar adalah dana pendidikan anak. Apalagi biaya pendidikan terus meningkat 10–15% per tahun sehingga penting bagi kita untuk menyiapkan dana pendidikan ini.
Selain menyimpan dana pendidikan anak di rekening, kamu juga bisa menyimpannya dalam bentuk tabungan emas dan reksadana yang menguntungkan karena nilainya terus naik setiap tahun.
9. Kurangi Pengeluaran Tidak Penting
Salah satu pentingnya melakukan evaluasi anggaran bulanan adalah menyadari apa saja pengeluaran yang penting dan tidak penting.
Terkadang, kita bisa saja tergiur dengan diskon dan promo belanja online sehingga tak sadar punya pengeluaran besar.
Sebelum mencatat keuangan, Ibu Budi sering membeli peralatan dapur lucu yang harganya Rp50 ribu–Rp100 ribu per item. Setelah menyadari ini menguras Rp400 ribu per bulan, ia menerapkan aturan delay purchase selama 7 hari sebelum membeli barang yang tidak mendesak.
Baca Juga: 8 Tips Mengelola Keuangan Rumah Tangga Praktis
10. Atur Strategi Pelunasan Utang
Terkadang kita berutang untuk membeli kebutuhan penting yang membutuhkan biaya besar, seperti membeli kendaraan dan rumah.
Kamu perlu ingat utang masih bisa dikatakan wajar jika tidak melebih 30-35% kebutuhan rumah tangga. Namun, jika punya utang lebih besar dari proporsi itu, kamu perlu berhati-hati.
Sebagai ilustrasi, Ibu Budi dan suaminya punya sisa cicilan motor Rp6 juta. Mereka memilih metode debt avalanche, fokus melunasi utang berbunga lebih tinggi lebih dulu, sambil tetap membayar cicilan rutin.
11. Gunakan Aplikasi Keuangan
Selain mencatat dengan buku tulis, kamu juga bisa menggunakan aplikasi pencatat keuangan yang lebih canggih untuk mengontrol pengeluaranmu, misalnya Money Lover, Monefy, dan Spendee.
Tak seperti mencatat manual, aplikasi keuangan itu bisa memberikanmu informasi yang akurat dalam bentuk visual yang menarik dan mudah dimengerti. Kamu bisa lebih hemat waktu dalam mencatat dan melihat detail transaksi keuangan.
12. Libatkan Semua Anggota Keluarga
Kamu tidak harus memikirkan keuangan sendiri, libatkan anggota keluarga dalam mencatat dan mengambil keputusan keuangan.
Selain meningkatkan rasa memiliki antar anggota keluarga, tips ini menjadi sarana efektif memberikan edukasi keuangan kepada anak.
Sebagai ilustrasi, Ibu Budi melibatkan anaknya yang sudah SD dalam diskusi keuangan sederhana. Misalnya, menjelaskan kenapa mereka harus menabung sebelum membeli mainan mahal. Hal ini membentuk kebiasaan finansial yang sehat sejak dini.
Mengatur Keuangan adalah Investasi Masa Depan
Kisah Ibu Budi membuktikan bahwa dengan langkah-langkah yang tepat, gaji Rp5 juta pun bisa dikelola dengan baik.
Mulailah dengan menetapkan tujuan, membuat anggaran, mencatat setiap transaksi, menganalisis kebocoran, dan melakukan evaluasi rutin. Lalu lengkapi dengan dana darurat, tabungan pendidikan, serta pengendalian utang.
Konsistensi adalah kuncinya. Jika semua langkah cara mengatur keuangan rumah tangga ini dijalankan dengan disiplin, kamu akan merasakan dampaknya: kehidupan finansial yang lebih teratur, bebas stres, dan penuh rasa aman.
Referensi
- Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022.
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Survei-Nasional-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-2022.aspx - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2023). Statistik Pendidikan Nasional 2023.
https://statistik.kemdikbud.go.id/ - Investopedia. “How to Manage Household Finances.”
https://www.investopedia.com/articles/pf/07/household_budget.asp